Singa, Kancil, dan Kawan-Kawan
Pada zaman dahulu, tinggallah seekor singa yang hidup dengan makmur. Dia sangat dihormati oleh rakyatnya di hutan. Setiap hari para rakyat, alias para hewan memberi persembahan kepadanya sebagai pelindung hutan dan pemimpin mereka. Sang Singa selalu membuat kabur para pemburu agar mereka pergi dari hutan.
Lalu, pada suatu hari, Singa bosan dan ingin mengelilingi hutannya itu. Saat sedang berjalan, tiba-tiba di tengah perjalanan, ada sebuah perangkap yang tidak bisa dilihat oleh singa dan singa jatuh ke dalam perangkap itu. Ia masuk ke dalam lubang yang sangat dalam dan gelap sehingga dia tidak bisa melihat apapun. Ia juga sudah berusaha keluar dari lubang itu, tetapi dia tidak bisa karena lubangnya selain dalam, juga licin. Singa pun mengaum sekeras-kerasnya untuk meminta tolong kepada siapapun yang mendengarnya.
"Tolong! Siapapun tolonglah aku!" seru Singa.
Tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak. Itu adalah Kancil, Kerbau, dan Gajah.
"Sepertinya tadi aku mendengar suara Singa, tetapi kok tidak ada orangnya ya?" tanya Kancil.
"Iya ya. Aneh sekali," kata Gajah, "tetapi itu tidak mungkin, pasti dia ada di sekitar sini," lanjutnya.
Saat Singa mendengar ada suara hewan berbicara, dia mengaum lagi agar mereka mengetahui di mana dia. Kancil mendengar suara auman itu dan akhirnya ia menemukan Singa yang berada di dalam lubang itu. Lalu, Kancil berkata, "Kerbau! Gajah! Aku menemukannya. Dia ada di dalam lubang ini."
Kerbau dan Gajah pun bergegas menuju tempat kancil. Saat melihat mereka bertiga, Singa menjadi lega. Tetapi, dia belum keluar dari lubang itu. Kancil, Kerbau, dan Gajah pun mendiskusikan apa yang bisa dilakukan untuk menarik Singa dari lubang itu. Mereka mulai berpikir dan berpikir.
Kancil pun mendapatkan ide. Ia mengusulkan menggunakan batang phon yang sudah patah. Lalu, Kerbau dan Gajah langsung mencarinya di sekitar situ. Tidak lama kemudian, Gajah membawa batang pohon itu. Kerbau juga membawanya, tetapi batangnya kecil sekali.
"Singa! Kami akan menarikmu dari atas menggunakan batang ini. Tolong dipegang sekuat mungkin," kata Kancil.
"Baiklah," balas singa.
Lalu, Gajah menjulurkan batangnya ke dalam lubang itu. "Apakah kamu sudah memegangnya?" tanya Gajah.
"Iya, saya sudah memegangnya," kata Singa.
Gajah pun mulai menarik Singa dari lubang tersebut dan pada akhirnya Singa keluar dari tempat tersebut.
"Terima kasih banyak Kancil, Kerbau, dan Gajah. Saya sangat senang bisa keluar dari lubang tersebut. Apa yang bisa saya lakukan untuk membalas budi kalian?" kata Singa.
Lalu, Kancil langsung mengatakan, "Tidak perlu dibalas. Itu memang kewajiban kita untuk membantumu, Singa. Kamu sudah melindungi hutan kita ini, jadi kami tidak akan meminta apapun lagi."
"Oh, baiklah kalo begitu," balas Singa, "Ya sudah, saya akan pergi lagi. Terima kasih sekali lagi ya," lanjutnya.
"Iya, sama-sama," balas mereka bertiga.
Lalu, mereka pun melanjutkan aktivitasnya yang tadi mereka lakukan.
Lalu, pada suatu hari, Singa bosan dan ingin mengelilingi hutannya itu. Saat sedang berjalan, tiba-tiba di tengah perjalanan, ada sebuah perangkap yang tidak bisa dilihat oleh singa dan singa jatuh ke dalam perangkap itu. Ia masuk ke dalam lubang yang sangat dalam dan gelap sehingga dia tidak bisa melihat apapun. Ia juga sudah berusaha keluar dari lubang itu, tetapi dia tidak bisa karena lubangnya selain dalam, juga licin. Singa pun mengaum sekeras-kerasnya untuk meminta tolong kepada siapapun yang mendengarnya.
"Tolong! Siapapun tolonglah aku!" seru Singa.
Tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak. Itu adalah Kancil, Kerbau, dan Gajah.
"Sepertinya tadi aku mendengar suara Singa, tetapi kok tidak ada orangnya ya?" tanya Kancil.
"Iya ya. Aneh sekali," kata Gajah, "tetapi itu tidak mungkin, pasti dia ada di sekitar sini," lanjutnya.
Saat Singa mendengar ada suara hewan berbicara, dia mengaum lagi agar mereka mengetahui di mana dia. Kancil mendengar suara auman itu dan akhirnya ia menemukan Singa yang berada di dalam lubang itu. Lalu, Kancil berkata, "Kerbau! Gajah! Aku menemukannya. Dia ada di dalam lubang ini."
Kerbau dan Gajah pun bergegas menuju tempat kancil. Saat melihat mereka bertiga, Singa menjadi lega. Tetapi, dia belum keluar dari lubang itu. Kancil, Kerbau, dan Gajah pun mendiskusikan apa yang bisa dilakukan untuk menarik Singa dari lubang itu. Mereka mulai berpikir dan berpikir.
Kancil pun mendapatkan ide. Ia mengusulkan menggunakan batang phon yang sudah patah. Lalu, Kerbau dan Gajah langsung mencarinya di sekitar situ. Tidak lama kemudian, Gajah membawa batang pohon itu. Kerbau juga membawanya, tetapi batangnya kecil sekali.
"Singa! Kami akan menarikmu dari atas menggunakan batang ini. Tolong dipegang sekuat mungkin," kata Kancil.
"Baiklah," balas singa.
Lalu, Gajah menjulurkan batangnya ke dalam lubang itu. "Apakah kamu sudah memegangnya?" tanya Gajah.
"Iya, saya sudah memegangnya," kata Singa.
Gajah pun mulai menarik Singa dari lubang tersebut dan pada akhirnya Singa keluar dari tempat tersebut.
"Terima kasih banyak Kancil, Kerbau, dan Gajah. Saya sangat senang bisa keluar dari lubang tersebut. Apa yang bisa saya lakukan untuk membalas budi kalian?" kata Singa.
Lalu, Kancil langsung mengatakan, "Tidak perlu dibalas. Itu memang kewajiban kita untuk membantumu, Singa. Kamu sudah melindungi hutan kita ini, jadi kami tidak akan meminta apapun lagi."
"Oh, baiklah kalo begitu," balas Singa, "Ya sudah, saya akan pergi lagi. Terima kasih sekali lagi ya," lanjutnya.
"Iya, sama-sama," balas mereka bertiga.
Lalu, mereka pun melanjutkan aktivitasnya yang tadi mereka lakukan.
Comments
Post a Comment